Hal Kecil saat Travelling untuk Mitigasi Perubahan Iklim

 


Hay rasanya lama banget aku tidak menyapa readers di blog aku ini, apa kabar kalian? Bagaimana kondisi cuaca di tempat kalian? Harusnya bulan oktober ini memasuki musim penghujan bukan? Tapi entah kenapa di kota-ku Kota Semarang cuaca sangat panas entah siang maupun malam hari, bahkan kalau malam tiba-tiba kebangun hanya karena keringat yang mengucur deras di tubuh. Ah ini pasti efek perubahan iklim karena pemanasan global ya kaaan..

 

Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata udara di laut dan daratan bumi. Dan pemanasan global ini bisa mengakibatkan cuaca ekstrem, bisa hujan ekstrem ataupun sebaliknya panas yang sangat ekstrem. Wah pantas saja Semarang cuacanya panas ektrem banget sekarang, aku sampai tidak berani keluar siang-siang. Lalu sebagai anak muda apa sih kontribusi kita untuk mencegah perubahan iklim ini?

 

Penyebab Perubahan Iklim

sumber: freepik.com

Perubahan iklim yang tidak menentu ini sering kali bikin bingung para traveller, sudah beli tiket jauh-jauh hari untuk travelling di musim panas, eh saat tiba waktunya jalan-jalan malah hujan terus tak berkesudahan, sedih lo karena aku pernah mengalaminya dua tahun yang lalu.

 

Penyebab perubahan  iklim menjadi tak menentu ini sangat banyak, seperti dari efek rumah kaca, polusi industry, penggunaan bahan bakar bensin, listrik yang boros dan masih banyak lagi. Namun ada satu lagi yang sangat miris yaitu berasal dari kegiatan manusia yang konsumtif yaitu penggunaan sampah plastik yang tak terkendali. Sampah plastik ini menyebabkan pencemaran lingkungan karena mengeluarkan gas metana dan etilena ketika terkena sinar matahari. Dan gas metana inilah penyebab utama perubahan iklim yang berhubungan dengan pemanasan global.

 

sumber : coats.com

Penggunaan plastik di Indonesia memang sudah tak terkendali dari mulai botol plastik minuman sekali pakai ataupun penggunaan plastik kresek. Dan parahnya lagi saat aku travelling masih saja melihat orang-orang membuang botol plastik ini sembarangan. Hal ini aku lihat sendiri saat berada di Taman nasional komodo, aku menyaksikan sendiri ada satu botol plastik mengapung di lautan dan ada beberapa yang ditinggal begitu saja di pulau padar, tidak semuanya memang, tapi ADA. Ah miris sekali rasanya jika lihat oknum-oknum nakal begini, alhamdulillahnya para guide memungutnya untuk dibawa turun. Akupun berfikir jika hal seperti ini (meninggalkan sampah sembarangan) bisa dilakukan di tempat wisata, bagaimana dengan keseharian si oknum ini?

 

Penggunaan plastic kresek memang memperhatinkan, Alhamdulillah mulai 1 januari 2020 supermarket dan toko modern di Kota Semarang sudah tidak boleh menggunakan plastic kresek sekali pakai. Selain Semarang adapun kota-kota lainnya yang melarang penggunaan plastic sekali pakai ini seperti Surabaya, Bali, Jakarta, Bekasi, Bogor dan Bandung. Namun penggunaan plastik untuk pasar tradisional memang belum ada larangan, semoga saja kita para pembeli sudah mulai sadar diri dengan membawa goodie bag atau tas belanjanya sendiri.


Sebagai #mudamudibumi yang menyukai travelling dan berharap alam ini akan terus baik-baik saja hingga generasi-generasi selanjutnya “saya bersumpah ketika traveling akan membawa goodie bag dan botol minum dibanding membeli minuman dengan botol sekali pakai” semoga dengan langkah kecil yang aku lakukan dapat mitigasi perubahan iklim #UntukmuBumiku.


Itu adalah hal yang mampu aku lakukan, bagaimana denganmu? Kita sebagai jiwa muda saatnya bergerak untuk mitigasi perubahan iklim. Dimulai dari hal kecil dahulu dan kita ajak orang-orang di sekitar kita untuk #TimeForActionIndonesia

Mara solehah
Mara solehah hy, mara lahir di semarang, sukanya jalan-jalan dan makan :p IG,TW,FB : @marasolehah

1 comment for "Hal Kecil saat Travelling untuk Mitigasi Perubahan Iklim"

  1. Iya miris penggunaan plastik di negara kita semoga makin meningkat kesadarannya

    ReplyDelete

Post a Comment