Ngabuburit Asik dan Murah di Semarang
Ramadan, bulan yang amat istimewa bagi umat islam ini telah berlalu. Namun ada cerita-cerita membekas yang tidak boleh ikut berlalu. Cerita bersama keluarga, sahabat atau bahkan teman teristimewa.
Ramadan, memang identik banget dengan “Ngabuburit” yang berasal dari bahasa sunda dengan artian menunggu sore. Namun kini bukan hanya masyarakat sunda saja yang memakai kata ini melainkan sudah seperti bahasa nasional, seluruh daerah di Indonesia sudah memakainya.
Ngabuburit Asikku sih biasanya selain bersenda gurau bersama keluarga, ya jalan-jalan bareng sahabat menikmati sore.
Semarang banyak potensi wisata yang bisa kamu nikamati buat ngabuburitloh, seperti aku ini :
Masjid Agung Jawa Tengah
Sekitar jam 14.00 aku dan temanku sudah janjian di Masjid Agung Jawa Tengah, meski panas tidak menyurutkan niat kami mengeksplore area masjid. Masuk area ini hanya dikenakan tarif parkir flat saja.
Masjid yang dibuka sejak tahun 2006 ini bergaya arsitektur unik, perpaduan Jawa - Islam - Romawi. Terlihat dari bangunan utama masjid yang beratapkan limas dan kubah yang mencirikan bangunan-bangunan Jawa dan Islam. Sedangkan gaya romawi terlihat dari pilar-pilar besar seperti koloseum Athena.
Terdapat menara Al-Husna setinggi 99 meter sesuai dengan nama Allah sebanyak 99. Lantai dasar terdapat studio radio Dais, lantai dua dan tiga merupakan museum perkembangan islam di Jawa tengah, di lantai tertinggi yaitu 19 terdapat menara pandang dilengkapi dengan 5 teropong untuk melihat kota Semarang. Dulu, di lantai 18 terdapat restoran yang dapat berputar 360 derajat, namun sayang kini sudah tutup #SoSad .
Selain sebagai tempat ibadah masjid ini juga di khususkan untuk wisata religi. Wisata? Pasti juga mencari oleh-oleh, tenang aja di Masjid Agung Jawa tengah (MAJT) terdapat pusat oleh-oleh di sisi kanan dan kiri bangunan utama. MAJT juga terdapat tempat pengobatan traditional seperti bekam loh.
Di MAJT di sewakan pula gedung serbaguna untuk berbagai acara seperni resepsi pernikahan dan wisuda.
Komplit bangetkan MAJT ini, bisa ngabuburit sambil melihat-lihat masjid dan kota Semarang melalui menara Al-Husna atau sekalian cari oleh-oleh buat saudara saat mudik lebaran.
Pantai Maron
Selepas Ashar kami langsung menuju Pantai Maron , ceritanya habis panas-panasan di MAJT nyari yang adem di pantai. Perjuangan ke pantai Maron memang luar biasa apalagi kami kesana setelah semalaman Semarang di guyur Hujan. Jalan lumpur pun tak mematahkan semangat kami untuk ngabuburit di Pantai ini. Masuk Pantai Maron cukup merogoh kocek 5k.
Memang Pantai Maron sekarang sudah tidak bisa buat basah-basahan mainan air. Tapi sisi lain Pantai Maron menurutku sangat mempesona.
Terdapat padang ilalang dan juga danau buatan yang indah bisa untuk melepaskan lelah. Beraktivitas memancing di danau buatan inipun bisa.
Di Pantai Maron juga terdapat gardu pandang, asik banget melihat pantai dengan langit yang cerah sambil menikmati angin. Padang ilalang ini biasanya dikunjungi anak-anak hit Semarang untuk berfoto dan di upload ke media sosial mereka, walaupun jarak spot foto memang tidak mengecewakan.
Tak terasa sudah satu jam lebih kami di sini, Ah angin sepoi-sepoi khas pantai ini benar-benar membuat kami ingin berlama-lama. Tapi kami sadar harus mencari takjil untuk di bagi dan berbuka.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Jawa_Tengah
Tulisan ini diikutsertakan dalamlomba blog Pesona Ramadan Jawa Tengah yang diadakan oleh Genpi Jateng.
Jalan Kauman Semarang
Sekitaran Masjid Agung Kauman ternyata juga banyak yang menjajakan takjil buat buka puasa. Kali ini aku memilih untuk beli nasi kebuli Pak Salim, di hari biasa Pak Salim ini menjual dagangannya berkeliling motor area Johar dan Pecinan. Dan kala puasa Pak Salim bisa dijumpai di depan Masjid Agung Kauman sore hari dengan menjual dagangannya diatas motor. Soal rasa, nasi kebuli ini gak kalah sama nasi kebuli di restoran.
Setelah membeli nasi kebuli, jangan lupa untuk berbagi. Karena setiap harta kita ada hak orang miskin selain zakat.
Masjid Jami’ pekojan
Kala Puasa ada yang khas di Masjid jami’ Pekojan , Jl. Petolongan no.1 Purwodinatan. Sudah lebih dari satu abad setiap puasa masjid ini bagi-bagi ta’jil gratis berupa Bubur India. Gak kami lewatkan makanan dung bubur gurih nan lezat ini.
Selama bulan Ramadhan setiap harinya masjid Jami’ Pekojan membuat bubur dari 20kg beras, dengan lauk berbeda-beda setiap harinya, nah kebetulan pas aku datang Masjid ini menyajikan dengan sayur sambel goreng dengan krecek dan telur. Dihidangkan di mangkok plastik warna-warni 1-2 jam sebelum waktu berbuka tiba.
Selain bubur, di bagikan pula susu, kurma dan buah sebagai pelengkap berbuka puasa.
Nah ini adalah rangkaian ngabuburit asikku di Semarang, bagaimana dengan Ngabuburitmu?
Tulisan ini diikutsertakan dalamlomba blog Pesona Ramadan Jawa Tengah yang diadakan oleh Genpi Jateng.
Asyikkk....bisa dicoba nii tahun depan.
ReplyDeleteSukses ya Mara...
Semarang memang asyik utk ditelusuri saat Ramadhan maupun hari2 biasa. Itu bubur India di Masjid Pekojan memang legendaris 😍
ReplyDeleteAku yang belum pernah ke Masjid Pekojan kayaknya. Ramadhan tahun depan semoga bisa kesana. Pengen cobain bubur india. Hehe
ReplyDeleteAku penasaran sama rasa bubur pekojan, belum kesampean nyobain buburnya
ReplyDeleteBelum pernah ke pantai maroon...
ReplyDeleteMbaaa maroon kok saiki apik men hahahaha, aku belum kesana lagi :D
ReplyDeleteAku kok nggak ikutan lomba ya kemaren :D
ReplyDelete