4 Alasan Semarang dipilih Sebagai Lokasi Syuting WAGE

“Bangsaku, Rakyatku, semuanya.
Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badan untuk Indonesia raya”
Sebagai WNI pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu kebangsaan ini, Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman. Dan berita gembiranya kisah sang komposer ini akan diangkat ke layar lebar, berjudul “WAGE”.
Alhamdulillah 21 Juli 2017 saya hadir dalam syukuran syuting film WAGE yang dilakukan di Semarang, bertepatan dengan hari pertama syuting di Kota Lama selama 8 hari kedepan. Kota lama Semarang sendiri bukan kali pertama menjadi lokasi syuting film, tempat ini memang iconic dengan bangunan-bangunan tua jaman penjajahan.


4 Alasan Semarang dipilih sebagai lokasi syuting film WAGE karena

  1. - Semarang dekat dengan kota-kota lain yang juga menjadi lokasi syuting seperti solo, jogja dan tempat kelahiran Wage di Purworejo.
  2. - Semarang masih tertata dengan baik seperti di Jakarta sehingga cocok menjadi lokasi syuting film-film drama periodik.
  3. - Semarang msh bisa disulap menjadi Indonesia jaman dulu ketika msh dikuasai oleh Belanda, dengan gedung-gedung yang diisi oleh pemuda dengan gerakan politiknya.
  4. - Secara geografis Semarang ada diatara Jakarta dan kantor Produser di Jombang.

Tutur sutradara John De Rantau.

Berikut rangkaian acara syukuran film Wage

"Jumat barokah jadi  Syukuran Syuting Film berjudul WAGE. Biopic Movie Pahlawan Wage (WR. Soepratman) sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Siang ini kami hadir bersama sutradara John De Rantau dan para pemain seperti Tengku Rifnu Wikana, Rendra, Oim Ibrahim, Ferry Sofyan, Annisa Putri Ayudya. Diperkuat Acting Coach: Azuzan.JG dari Belanda (Dosen IKJ Teater yang menetap di Netherland)," papar Andi Shavick sebagai produser yang diaminkan M. Subchi Azal Tsani dan John De Rantau selain sutradara juga sebagai produser.
Hadir jajaran Executive Producer M.Subchi Azal Tsani dan co executive producer adalah Sheikha Amenia Basalama, Deny Nugroho Alianto, R Ivan Nugroho, Rizki Hikmawan, Becki dari Rumah produksi : PT OPSHID Media untuk Indonesia Raya.

"Rencana syuting mulai hari ini sampai 25 hari ke depan dari kawasan kota tua Semarang, Magelang, Klaten, Jogja, Solo, Kalidadap Purwarejo," imbuh John De Rantau yang didukung oleh tim yang solid bersama penulis skenario Fredy Aryanto dan Gunawan BS.

Plot cerita dari Wage kecil berusia 10 tahun sampai berusia 35 tahun. Dan Insya Allah akan tayang pas hari sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 2017, “ Karena film ini tidak hanya mengobarkan nasionalisme bahwa NKRI harga mati tapi juga semangat toleransi Wage sebagai panutan bangsa harus dikenang selalu bahwa ialah pencipta lagu kebangsaaan nasional yang memiliki lirik sangat puitis dan sarat pesan-pesan cinta tanah air sebagai momentum pemersatu bangsa” tutur Executive producer.



Rendra juga melakukan riset bagaimana agar ia bisa masuk menjadi Wage pada jamannya hingga membangun psikologisnya, ia melakukanya dengan menyenangkan dengan kunci utama adalah ikhlas.

Putri Ayudya sebagai Rukiyem kakak Wage yang menikah dengan seorang Belanda, Rukiyem inilah yang menyarankan penambahan nama Rudolf agar Wage bisa sekolah Belanda di Makassar.

Teuku Rifnu Wikana sebagai seorang Belanda yang selalu menjagal aksi Wage. Emmm bagaimana ya akting Rifnu Wikana setelah berperan protagoni berubah menjadi antagonis.

Sesi penutup berupa pemotongan tumpeng oleh sutradara yang diberikan untuk co executif producer, pemain utama dan perwakilan media.


Wah.. gak sabar deh liat film ini segera tayang. Semoga film ini mengingatkan kita bagaimana perjuangan pahlawan nasional WR.Soepratman agar kita senantiasa cinta tanah air tidak mudah di pecah belah oleh propaganda negatif.